Tuesday 17 May 2016

Kocak, Shalat Syiah Dipandu Oleh Dirgen

Syiah Indonesia

Shalat Syiah yang dipandu oleh Dirgen
Syiahindonesia.com - Ini mungkin akan menjadi sedikit cerita atau mungkin tepatnya oleh-oleh dari acara Ahlussunah Bersatu Menolak Syiah yang dilaksanakan 10/06/2011.

Banyak pemaparan yang sangat menarik untuk dicermati dan sayang bila dilewatkan. Dari kisah Kang Jalal yang kepergok tidak bisa taqiyyah, model shalat Jum’at yang unik di Iran, hingga kisah perempuan-perempuan yang “dijual”, namun dibungkus ajaran agama bernama mut’ah.

Ya, Syiah memang menjadi polemik, masyarakat pun masih menunggu fatwa tegas dari MUI.

Kisah ini akan kami awali dari Profesor Jalaluddin Rakhmat. Akademisi kondang yang menjadi pilar terdepan dalam penyebaran Syiah di Indonesia.

KH. Kholil Ridwan kemarin menceritakan pengalamannya berhadapan dengan Jalaluddin Rakhmat. Pernah suatu ketika pengurus MUI tersebut didaulat menjadi pembawa acara dalam sebuah dialog di Pesantren At Taqwa Bekasi. Dalam seminar tersebut, hadir Kang Jalal sebagai narasumber. Melihat kehadiran Kang Jalal yang sudah dikenal sebagai aktivis aliran Syiah, tentu KH. Kholil ingin tahu sejauhmana darah Syiah mengaliri diri pakar komunikasi dari Universitas Padjadjaran itu.

Kontan saja, kemudian pimpinan Ponpes Husnayain Kalisari, Jakarta Timur itu bertanya, “Kang Jalal, anda ini Sunni atau Syi’i?”

Mendengar pertanyaan dari KH. Kholil, Kang Jalal pun menjawab diplomatis, “Saya ini bukan Sunni, bukan Syi’i. Saya ini Sunni-Syi’i, Syi’i-Sunni.”

Dalam hati, KH. Kholil bertutur, “Kang Jalal ini taqiyyah”. Karena dalam tradisi Syiah berbohong dalam rangka taqiyyah itu berpahala. “Halalan thayibban barakallah, berpahala bagi mereka,” kata KH. Kholil

Namun taqiyyah Jalal ternyata tidak selamanya berjalan mulus. Kali ini datang dari cerita Prof. Yunahar Ilyas, petinggi di jajaran PP Muhammadiyyah.

Beberapa hari lalu, Prof. Yunahar pernah bercerita kepada KH. Kholil. Pernah dalam satu waktu, tiga perwakilan Indonesia yakni, Prof. Yunahar Ilyas (Muhammadiyah), KH. Hasyim Muzadi (NU), dan Kang Jalal sendiri berada dalam satu airport.

Kebetulan kala itu, mereka bertiga sedang transit menuju Libanon dalam rangka menghadiri acara ukhuwah antara Sunni-Syiah. Dari Indonesia diundang kedua kelompok baik Sunni maupun Syi’i.

Mengetahui kehadiran Kang Jalal, Prof. Yunahar agak heran dan bertanya. “Kami ini dari Muhammadiyyah, Pak Hasyim dari NU, Kang Jalal utusan mana?”

No comments:

Post a Comment