Tuesday 24 November 2015

syiah sesat, kesaksian mantan ulama syiah





Dikatakan sesat karena ajaran mereka bukan didasarkan pada dalil yang dimiliki oleh kaum Sunni melainkan dari kitab atau tokoh mereka sendiri. Banyak kajian tentang kesesatannya, namun tetap saja pengikut syiah terus berkilah. Fakta tentang permusuhan kepada sahabat terutama Abu Bakar Ra, Umar Ra, dan lainnya dibantah dengan dusta, karena memang ajaran syiah ini adalah ajaran dusta. Begitu juga keraguan terhadap Al-Qur’an, lalu hadits-hsdits buatan yang tak dikenal di masa Rasulullah SAW bertebaran menjadi dalil kema’shuman Imam, kedatangan Imam tersembunyi, serta kebebasan nikah kontrak walau dengan istri orang lain. Karena kedustaan inilah yang menyebabkan banyak tokoh syiah yang keluar dan menemukan jalan benar. Seperti Abu Al Fadhl Al-Burqui yang ilmunya lebih tinggi dari Khomeini, Musa Al-Musawi sahabat dekat Khomeini, Ahmad Al-Kisrawi, juga sahabat sekaligus asisten pribadi Khomeini Sayyid Husain Al-Musawi. Yang terakhir ini membuat buku “lillahi tsumma lit Tarikh”  atau dalam edisi Indonesia berjudul “mengapa saya keluar dari syiah” sebagai pertanggungan jawab kepada Allah dan sejarah atas penyesalan ikut ajaran tersebut.
Beberapa contoh kedustaan syiah yang disebut Sayyid Husein Al-Musawi dalam buku yang dibuat sebelum terbunuhnya itu antara lain:
1.      Pengikut syiah dalam menangkis hujatan kesesatannya, mencoba mengingkari keberadaan penyusup Yahudi Abdullah bin Saba yang mengkultuskan bahkan menuhankan Ali bin Abi Thalib. Tokoh Abdullah bin Saba terbukti benar adanya, sebagaimana ditulis dalam buku-buku syiah seperti “Makrifat Akhbar Ar Rijal” karya Al-Kisyi, “Al-Bihar An-Nu’maniyah” karya sayid Ni’matullah al-Jazairi”. Ada 15 kitab-kitab lain yang disebutkan Husein Al-Musawi. Abdullah bin Saba adalah orang Yahudi yang menjadi biang keladi penyesatan teologis ajaran syiah.
2.      Al Qur’an yang ada sekarang telah berubah / tahrif, dikurangi dan ditambah (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 670). Sementara An-Nuri Ath Thabrasi telah menghimpun semua dalil dan bukti atas terjadinya perubahan besar-besaran didalam Al-Qur’an dalam kitabnya “Fashlu al-Khithab fi Itsbati Tahrif Kitabi Rabbi Al-Arbab”. Lebih dari seribu riwayat yang menyatakan telah terjadi perubahan. Dia menghimpun perkataan ahli fikih dan ulama syiah yang menyatakan secara terus terang bahwa Al-Qur’an yang ada ditangan manusia telah berubah dari aslinya. Salah satu contoh ayat Al Qur’an yang dikurangi dari aslinya (versi mereka, red.) yaitu ayat Al Qur’an An Nisa’: 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Ya ayyuhalladziina uutul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa fie ‘Aliyyin nuuron mubiinan”. (Kitab Fashlul Khitab: hal. 180). Menurut Syi’ah, Al Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 671).
3.      Kesesatan dan permusuhan syiah sangat nyata, hingga menyatakan bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi, mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Siapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya dan Imam-Imam Syi’ah. (Kitab Haqqul Yaqin: hal. 519, oleh Muhammad Baqir Al Majlisi). Bahkan Khomeini menulis do’a khusus yang wajib dibaca setelah shalat shubuh setiap hari, “ya Allah laknatlah dua berhala Quraisy {Abu Bakar dan Umar} dua jibti dan dua thagutnya serta anak-anak keduanya {Aisyah dan Hafshah}. Al-Kulaini meriwayatkan “Sesungguhnya manusia adalah anak-anak zina, mereka anak-anak pelacur kecuali para pengikut kami {kaum syiah}” {Ar Raudhah, 8/135}, fakta sejarah, Baghdad dihancurkan oleh Hulagu Khan atas pengkhianatan 2 mentri Abbasiyah yang berfaham syiah yaitu Ath Thusi dan Muhammad bin Al-Qami.
4.      Masalah nikah mut’ah yang di legalkan menurut Musawi adalah praktek buruk dimana wanita dihinakan sehina-hinanya oleh pengikut syiah. Wanita menjadi pemuas nafsu atas nama agama dibalik tabir mut’ah. Yang menolak mut’ah adalah kafir. Nikah Mut’ah menjadi halal dan sangat dianjurkan sekali, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin mut’ah 4 kali derajatnya lebih tinggi dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. (Kitab Tafsir Minhajush Shadiqin, hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani). Barangsiapa melakukan mut’ah dengan wanita mukminah maka seolah-olah dia berkunjung ke ka’bah sebanyak 70 kali.{Man la yahduruhu Al-Faqih 3/366}. Imam Kulaini membolehkan mut’ah dengan anak usia 10 tahun. {Furu Al-Kafi 5/463}. Dengan alasan mut’ah tokoh-tokoh syiah menfatwakan bolehnya para tamu untuk meminjam istri tuan rumah jika ia melihat istrinya itu cukup cantik dan istri boleh dipinjam sampai ia kembali dari rumah yang ia kunjunginya, belum lagi kebolehan “mendatangi” istri dari duburnya {Al-Istibshar 3/243}. Sodomi kepada anak laki-laki juga boleh asal laki-laki itu “belum berjenggot”.
Belum lagi penghinaan-penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Ali bin Abi Thalib dengan menyatakan Rasulullah tidur satu selimut dengan Ali, dan Aisyah {Al-Majlisi, Bihar Al-Anwar 40/2}.Menurut Ja’far Shadiq, Ali melihat dua paha wanita yang dituduh berzina {Bihar Al-Anwar 4/303},Fatimah menyatakan bahwa Ali suaminya sebagai “laki-laki gendut, panjang tangan, besar dua mata, bahunya lunak seperti bahu unta, gigi berseri tidak memiliki harta” {Tafsir Al-Qumi 2/336}, dan masih banyak lagi hinaan syiah yang dinukil Sayyid Husein Al-Musawi dari rujukan kitab syiah kepada Nabi, Ali, serta Ahlul Baitnya.
Maka pantaslah jika tokoh besar Sayyid Husein Al-Musawi keluar dari syiah untuk kembali ke jalan yang lurus Ahlus Sunnah. Semoga Allah jadikan gugurnya sebagai Syahid di jalan Allah.

1 comment:

  1. kedutaan iran di jakarta berperan besar dalam penyebaran syiah di indonesia........mari ayo segera tutup dan bakar kedutaan iran di jakarta.

    ReplyDelete